Istilah karangan narasi dalam bahasa inggris naration berarti
kisahan. Penyusunan karangan narasi erat
kaitannya dengan rangkaian sebuah peristiwa tertentu. Wacana ini berusaha menyampaikan serangkaian
kejadian menurut urutan terjadinya, dengan maksud member arti kepada sebuah
kejadian atau serentetan kejadian, dan agar pembaca dapat memetik hikmahnya
dari cerita itu. Dengan kata lain, wacana semacam ini hendaknya memenuhi
keingintahuan pembaca yang selalu bertanya-tanya: apa yang terjadi?
Penataan gagasan atau peristiwa dilakukan secara kronologis
atau didasarkan atas urutan waktu. Wacana narasi dapat berisi fakta-fakta yang
benar terjadi, dapat pula berupa khayalan. Wacana narasi yang berupa fakta
misalnya otobiografi seorang tokoh terkenal. Isi wacana itu benar-benar nyata
atau berdasarkan fakta sejarah yang tidak dimanipulasi oleh penuturnya. Wacana yang
berbentuk novel, cerepen, roman, hikayat, drama digolongkan wacana narasi
fiktif (khayalan belaka), karena wacana ini disusun berdasarkan daya imajinasi
penuturnya.
Selain apa yang telah disampaikan di atas, masih terdapat
beberapa bentuk lain yang termasuk wacana narasi factual yaitu (a) anekdot, (b)
laporan perjalanan, (c) pengalaman perseorangan. Anekdot merupakan wacana
narasi yang biasa digunakan untuk menunjukkan sifat khas yang mencolok pada
seseorang atau masyarakat. Adapun laporan perjalanan adalah cerita tentang
peristiwa perjalanan disertai pelukisan kejadian kota, daerah, pemandangan. Hal
ini berbeda dengan pengalaman perseorangan yang artinya wacana atau cerita
tentang kejadian yang pernah dialami seseorang.
Untuk lebih jelasnya silahkan perhatikan contoh berikut:
Bandar uang palsu yang
beredar di kawasan Surabaya Timur, Asmat Syaeri 27 th diringkus dirumahnya di
kawasan Bulak Banteng Gg Lebar 10 A oleh polsekta Kenjeran. Tersangka ditangkap
setelah menjadi buron hamper setahun. Penangkapan berdasarkan informasi dan
pengembangan tiga orang pengedar lainnya yang telah tertangkap. Ketiga pelaku
tersebut Nurhaji (40), Rohimah (35), dan hatip (25) ditangkap dua bulan lalu. Keduanya
ditangkap ketika membelanjakan upalnya di toko kawasan Jl. Kapasan. Dari tangan
tersangka disita upal senilai Rp. 2.000.000 dalam pecahan Rp. 100.000an.
Pada kutipan di atas dipaparkan kisah ditangkapnya pengedar
upal secara kronologis baik berdasarkan tempat, waktu dan peristiwa. Penulis juga
menyodorkan barang bukti semaksimal mungkin untuk memenuhi keingintahuan
pembaca terhadap peristiwa tersebut.
Penulis karangan narasi dapat dibedakan, secara umum dalam
tiga golongan. Pertama, penulis narasi sebagai pelaku utama. Disini penulis
narasi menceritakannya dalam persona pertama, seperti “saya berjalan”, “saya
melihat”, secara logis ini hanya melihat apa yang dilihat orang lain. Kedua,
penulis narasi sebagai pengamat. Disini penulis narasi sebagai orang ketiga. Ia
sebagai pengamat dari pinggir lapangan. Ketiga, penulis sebagai orang yang
mengetahui segala-galanya. Disini penulis tidak sebagai pelaku dan tidak berada
dalam sekitar cerita. Tetapi ia selalu mengetahui segala apa yang ada dalam
cerita itu. Ia mengetahui jalan pikiran pelaku-pelakunya.
0 comments:
Post a Comment