Formasi CPNS Guru Jadi Prioritas Setiap Tahun

Educationesia - Pemerintah dalam setiap tahun memprioritaskan formasi guru dalam rekruitmen CPNSyang jumlahnya sekitar 50% CPNS. “Baik pada masa motarium atau tidak, formasi guru selalu berkisar antara 40% s/d 50%. Bahkan untuk daerah yang belanja pegawainya di atas 50%, jika formasi untuk guru, tetap akan kami berikan," ujar Menteri PANRB Azwar Abubabakar dalam pengarahannya pada kongres ke XXI PGRI, di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta, (01/07). Menteri menambahkan, dalam RUU Aparatur Sipil Negara (ASN), profesi guru juga dimungkinkan untuk promosi. Bisa sebagai kepala sekolah, pengawas sekolah, atau jabatan struktural di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. "UU ASN, prmosi jabatan tidak akan lagi didasari suka atau tidak suka Bupati atau Walikota,"

Argumentasi artinya pemberian alasan, paragraf argumentasi berbeda dengan paragraf persuasi. Secara umum paragraf argumentasi merupakan paragraf yang berusaha memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu  pendapat, gagasan atau pendirian.  Membuat paragraf argumentasi lebih sulit dibanding dengan paragraf lainnya, hal ini disebabkan karena perlu adanya alasan atau bukti-bukti yang dapat meyakinkan.  Alasan atau bukti ini diperlukan agar pembaca terpengaruh dan akan membenarkan gagasan, pendapat, sikap dan keyakinannya.


Perbedaan dan Persamaan dengan Persuasi

1.     Keduanya sama-sama menggunakan bukti aktual, contoh serta ilustrasi,  perbedaannya pada argumentasi bukti, contoh dan ilustasi digunakan sebagai alat untuk membuktikan suatu kebenaran untuk mencapai sebuah kesimpulan. Hal ini tidak terjadi pada persuasi karena pada paragraf ini penulis hanya berusaha merangsang atau memotivasi pembaca untuk menyetujui tentang pokok pikirannya.

2.   Perbedaan lainnya terletak pada sasarannya, kalau pada paragraf argumentasi sasarannya ialah kebenaran mengenai pokok pikiran yang dipaparkan penulis, sedangkan pada wacana persuasi ialah tentang persetujuan pembaca.

Lantas bagaimana membuat paragraf yang baik?

Oleh sebab itu sebelum menulis paragraf baik dalam bentuk argumentasi atau persuasi, penulis hendaknya mampu mengamati situasi penulisan pokok pikiran. Situasi konflik jangan sampai terjadi pada saat penulisan karena akan membuat pembaca menjadi tidak percaya dengan pokok pikiran yang disampaikan. Agar sifat keragu-raguan dapat terselamatkan, maka data-data, bukti-bukti serta alasan yang logis harus dihadirkan selengkap-lengkapnya dalam wacana argumentasi.

Untu itu, penulis wacana argumentasi hendaknya berpikir kritis, logis, dan terbuka karena gagasan-gagasan yang dituangkan dalam wacana akan dipakai sebagai bahan pertimbangan oleh pembaca untuk bertindak, berpikir dan meyakinkan dirinya sendiri. Selain itu, penulis argumentasi hendaknya memiliki sejumlah pengalaman dan pandangan yang luas berkenaan dengan apa yang akan dibicarakan dalam wacananya. Keberhasilan penulis untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca sangat ditentukan oleh keterbukaan, kelogisan argumen, banyaknya pandangan serta luasnya pengalaman penulis.

Penulis paragraf argumentasi memiliki tantangan tersendiri untuk meyakinkan pembaca. Oleh sebab itu hanya sikap, pendapat, alasan, bukti-bukti yang logis dan lengkap yang dapat mempengaruhi pembaca. Bukan dari segi kuantitas melainkan segi kualitas alasan, bukti-bukti, cara pandang, sikap dan sejumlah pengalaman yang dapat dipakai pertimbangan pembaca untuk menerima gagasan dalam paragraf argumentasi.

Contoh Karangan Deskripsi

Contoh karangan deskripsi ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya yaitu tentang karangan deskripsi. Artikel yang akan dibawakan ini karangan deskripsi dengan tema pendidikan atau sekolah dengan judul “Membantu Anak Jalanan Untuk terus Bersekolah”


Irfan sempat setahun meninggalkan bangku sekolah, setamat SMP anak ketiga dari empat bersaudara ini terpaksa harus turun ke jalan, menjajakan koran di lampu-lampu merak kota Madiunr. Ketidakmampuan orang tua membuyarkan harapannya untuk melanjutkan pendidikan ke SMA, jenjang yang lebih tinggi dari jasah yang dipunyainya.

Di tengah kehilangan pengharapan, dia memperoleh informasi ada sekolah yang bisa memberi kesempatan untuk terus belajar. Sekolah itu dalah SMA Tunas Harapan Madiun. Tak banyak persyaratan, tidak mesti mengeluarkan biaya yang cukup besar, sebagaimana lazimnya lembaga pendidikan formal lain. Ke sanalah Irfan melangkah ditemani orang tuanya.

Irfan bukan satu-satunya siswa dari keluarga kurang mampu yang belajar di sekolah itu. Ada Supri yang sehari-hari berjualan kue, ada juga Haris yang sehari-hari menjual gula-gula. Sebagaimana halnya Irfan, Supri tidak bisa melanjutkan pendidikan setamat SMP. Sebagai anak yatim yang sudah kehilangan ayah, megelurakan uang untuk membiayai pendidikan menjadi suatu hal tak mudah dijangkau. Irfan 17 tahun kini kelas 1, sedangkan Supri 19 tahun dan Haris 20 tahun duduk dikelas 2.

Kepala SMA Tunas Harapan Madiun, Bambang Sudibyo Samad, M.Pd.I menuturkan sedikitnya ada 10 orang anak jalanan yang ditampung di sekolah ini. Tak hanya putus sekolah karena ketidakmampuan orang tua tapi hampir semuanya juga sudah menjadi pekerja, mencari uang untuk membantu orang tua.

Kebijakan seperti apa yang diberikan kepada mereka? Bambang menuturkan tidak ada persyaratan administratif yang ketat, misalnya harus ada surat pindah atau keterangan lain dari sekolah sebelumnya. Kalau sudah menunjukkan ijasah SMP yang dimilikinya kita bisa terima. Yang penting mereka bisa bersekolah” tuturnya. Hanya saja menurut Bambang meski sudah kembali bersekolah tapi semuanya masih melakukan aktivitas kesehariannya, mencari uang di luar waktu mereka sekolah.

Soal biaya, Bambang mengatakan, kita tidak memberikan beban biaya pendaftaran. Kebijakan lain SPP hanya dikenai separo yang besarnya Rp. 13.000 per bulan. Itupun tidak semua mampu membayar meski telah diberi keringanan. Menghadapi kenyataan semacam ini pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak, Yayasan tidak masalah” tuturnya.

Bahkan, menurut Bambang ada tiga guru yang membantu pembiayaan lima anak. Ada pula yang tetap bersekolah, tapi tidak membayar. Seragam sekolah pun ada yang dibelikan guru, ada pula pemberian dari teman sesama siswa, terutama yang sudah tamat. Bagi Bambang dan para pendidik di sekolah inimenarik anak usia sekolah untuk bisa masuk ke lembaga pendidikan formal merupakan suatu kepuasan yang tidak bisa dinilai dengan lembar-lembar rupiah.

SMA Tunas Harapan memang bukan sekolah favorit di kota itu. Terletak di kelurahan Sambirejo, kecamatan Jiwan Kabupaten Madiun. Lokasi sekolah ini tidak berada di jalan utama. Bangunan sekolah berlantai dua seluas 380 meter persegi dibangun di atas lahan seluas 410 meter persegi.

Kondisi ini menunjukkan ada halaman yang lapang untuk bisa digunakan siswa bermain. Bahkan beberapa bagian atap bangunan sekolah ini juga sudah bocor. Meski dalam kondisi sederhana, tapi Bambang masih bisa bersyukur “tidak ada anak-anak yang berkeliaran pada jam-jam pelajaran berlangsung”

Dibangun pada 1998 kini SMA Tunas Harapan membina 300 siswa yang terdiri atas 6 ruang kelas. Para siswa dididik oleh 18 guru, dua diantaranya guru negeri yang diperbantukan. Dibanding tahun-yahun sebelumnya, sekolah ini pernah mendidik siswa dalam jumlah yang cukup. Meski mengalami gelombang surut dalam jumlah siswa, tapi dia masih menyimpan optimisme ditengah kesederhanaanya. “ Saya optimis sekolah ini kedepan bisa berkembang: katanya. “ Apalagi ada kebersamaan diantara sesama guru” Bambang mungkin sama optimismenya dengan Irfan, Supri atau Haris dalam memandang kehidupan yang lebih baik.

Membaca kutipan jenis karangan deskripsi di atas yang disusun kedalam delapan paragraf, kita mendapat informasi tentang optimisme salah satu lembaga pendidikan sederhana di Madiun, dan beberapa siswanya dari keluarga tidak mampu yang mendapat bantuan dana untuk terus bersekolah. Wacana tersebut beruapaya mendeskripsikan dari peristiwa yang satu ke peristiwa lainnya berdasarkan ruang dan waktu. Kita sebagai pembaca akan ikut melihat, mendengar, serta merasakan kesulitan yang dialami Irfan, Supri dan Haris ketika sekolah. Selain itu dijelaskan pula kegiatan yang dilakukan sehari-hari sehabis sekolah, ada yang menjajakan koran, menjual kue ataupun membantu orang tuanya. Kondisi sekolah, tempat dan pendiriannya juga dideskripsikan satu persatu secara urut dan lugas sehingga pembaca mengetahu kondisi SMA Tunas Harapan Madiun sebenarnya.

Berdasarkan Contoh di atas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penulis yaitu (a) penulis perlu melukiskan bagian-bagian yang penting secara urut, (b) hendaknya menggunakan bahasa yang sederhana agar pokok pikiran penulis mudah dipahami, (c) hendaknya menggambarkan secara detail, (d) hendaknya memeotivasi pembaca untuk terus menerus memahami secara lengkap pokok pikiran.

Copyright © 2012 - Educationesia - is proudly powered by Blogger
is originaly created by Design Disease brought to you by Smashing Magazine