Pengkondisian kelas
akan membantu kita menjelaskan banyak pengetahuan dimana stimulus
digunakan sebagai pengganti stimulus lannya. Sebagai contoh dalam proses
ini adalah pengetahuan tentang ketakutan emosional dan daya tarik yang
diciptakan oleh seorang guru. Coba saudara bayangkan seorang guru yang
menimbulkan ketakutan dengan cara terlalu sering berteriak pada para
siswa baik itu dilakukan secara sadar ataupun tidak, atau seorang
perawat yang melakukan hal yang juga sama dengan terus menerus
memberikan suntikan yang tidak diinginkan oleh pasiennya, maka perilaku
ini menciptakan ketakutan dan ketegangan terhadap orang-orang yang
berada dalam perhatian mereka. Implikasinya stimulus netral apapun yang
secara berulang kali muncul bersamaan dengan stimulus-stimulus tersebut
cenderung akan menjadi sebuah stimulus yang terkondisikan bagi
respon-respon ketakutan tersebut.
Saya
ambil contoh lagi yakni jika seorang guru selalu menatap anak didiknya
sebelum mengkritik anak tersebut, maka tatapan yang sama sangat mungkin
akan menimbulkan ketakutan pada anak didik. Pada tingkatan yang paling
ekstrim, anak tersebut bisa jadi anak mulai mengasosiasikan demikian
banyak perilaku sang guru dan teman-teman sekelasnya dengan ketakutan
yang ia rasakan sehingga terbentuk sebuah phobia yang tergeneralisasi
atau ketakutan tak logis terhadap sekolah. Disamping respon negatif yang
telah saya jelaskan di atas, respon positif (daya tarik) pun juga bisa
dikondisikan, jika seorang guru memuji seorang siswa dalam frekuwensi
yang cukup sering tepat setelah menyapa siswa, maka perilaku menyapa
tersebut pada akhirnya akan mendatangkan respon positif dari siswa yang
bersangkutan meskipun pada suatu saat ia tidak mendapatkan pujian
sebagaimana biasanya. Dalam jangka panjang proses ini bisa membangun
hubungan yang baik antara guru dan siswa dalam ruang kelas.
Kesimpulan
dari tulisan kali ini adalah stimulus yang dipercaya mampu mendatangkan
respon positif, bisa dikondisikan dengan stimulus-stimulus netral lain,
dan dengan demikian bisa meningkatkan aneka kemungkinan bagi
individu-individu tersebut untuk mengembangkan perasaan positif terhadap
orang-orang disekitar mereka.
Pertanyaannya, sudahkah anda menerapkan teori ini di kelas?