Postingan blog pertama ini saya
awali dengan sebuah diskusi tentang konsep dasar teori pengkondisian
kelas, dimana saya anggap rekan-rekan sudah mengetahui apa itu istilah
"stimulus" dan "respon" sehingga saya tidak perlu lagi bersusah payah
menjelaksan mulai dari awal tentang kedua istilah tersebut.
Pengondisian
kelas merujuk pada pengetahuan dimana sebuah perilaku yang semula
mengikuti sebuah peristiwa diminta untuk mengikuti peristiwa lain yang
berbeda, dengan kata lain pengondisian kelas adalah dimana sebuah respon
yang semula mengikuti sebuah stimulus diminta untuk mengikuti stimulus
lain yang berbeda. Eksperimen pengondisian kelas pada awalnya dimulai
dari hubungan refleks yaitu stimulus dan respon yang muncul bersama
semata-mata oleh sifat bagaimana manusia dibentuk secara fisik, mata
yang berkedip terkadang merupakan respon refleks terhadap stimulus
hembusan udara, seorang anak menutup telinga seketika setelah melihat
kilatan petir. Melalui teori pengondisian kelas ini, Ivan Pavlov
menunjukkan kepada kita bagaimana respon-respon tersebut bisa diminta
untuk mengikuti stimulus non-refleks.
Percobaan
awal teori pengondisian kelas adalah ketika melihat makanan (stimulus
yang tidak terkondisi), seekor anjing yang lapar bisa dipastikan akan
mengeluarkan air liur, jika makanan tersebut secara-berulang-ulang
dihadirkan bersamaan dengan sebuah peristiwa netral (stimulus yang
terkondisi) maka pada akhirnya peristiwa netral tersebut akan
menyebabkan anjing mengeluarkan air liur. Dalam salah satu eksperimen
awal ini, Pavlov menggunakan sebuah lonceng sebagai peristiwa netral,
setelah berulang-ulang menyandingkan bunyi lonceng dengan makanan, ia
berhasil membuat anjing yang lapar dapat mengeluarkan air liur hanya
dengan membunyikan sebuah lonceng.
Kesimpulannya
adalah kekuatan dari hubungan antara pengondisian stimulus dan resapon
akan bergantung pada seberapa sering stimulus yang terkondisi tersebut
dipasangkan dengan stimulus yang tidak terkondisi (makanan) dari
seberapa dekat keduanya dihadirkan selama proses pengondisian.