Dalam kehidupan yang penuh kompetitif ini, madrasah dituntut untuk terus menerus meningkatkan kualitas proses maupun outputnya. Di antara madrasah aliyah yang ada, terdapat madrasah yang mendapat animo yang luar biasa dari orang tua siswa untuk memasukkan anaknya ke madrasah, sehingga lembaga ini sangat selektif dalam penerimaan siswa baru dan mendapat pencitraan yang positif di hati masyarakat, sementara banyak madrasah yang gulung tikar karena tidak mendapatkan siswa baru. Pertanyaannya, mengapa ada madrasah yang diminati dan tetap bertahan sampai sekarang, sementara ada madrasah yang bubar, karena tidak mendapat siswa baru?

Penelitian ini bermaksud mengungkap lebih mendalam tentang manajemen pencitraan dalam sistem manajemen mutu terpadu pada madrasah unggulan nasional. Fokus penelitian ini tertuju pada tiga hal yaitu: (a) pemahaman pengelola madrasah tentang pentingnya pencitraan madrasah; (b) implementasi sistem manajemen mutu terpadu di madrasah; dan (c) dampak implementasi sistem manajemen mutu terpadu terhadap pencitraan madrasah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi berperan serta dan studi dokumentasi. Pengecekkan kredibilitas data dilakukan dengan teknik triangulasi, pengecekkan anggota, dan diskusi teman sejawat. Sedangkan pengecekkan auditabilitas data penelitian dilakukan dengan meminta seseorang sebagai independent auditor untuk mengauditnya. Data yang terkumpul melalui ketiga teknik tersebut diorganisasi, ditafsir, dan dianalisis secara berulang-ulang, guna menyusun konsep dan abstraksi temuan penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan.  Pertama, pemahaman pengelola madrasah tentang pentingnya pencitraan di MAN Insan Cendekia yaitu meliputi:              (a) diawali dari proses perencanaan dengan merumuskan visi dan misi lembaga: (b) dalam pelaksanaannya dilakukan dengan membentuk tim sukses pelaksana program; (c) mengadakan evaluasi kegiatan berbasis kinerja; (d) pencitraan madrasah dibentuk melalui peningkatan kinerja dan komunikasi sehingga menghasilkan citra madrasah. (e) pencitraan madrasah didukung oleh bukti nyata, kerja keras, budaya organisasi, loyalitas, kebersamaan, sumber daya manusia (SDM), manajemen dan dukungan staf, (f) landasan utama pencitraan adalah: fokus pada pelayanan dan kepuasan pelanggan, serta penciptaan citra positif di hati masyarakat. Kedua, dalam mengimplementasikan sistem manajemen mutu terpadu di MAN Insan Cendekia yaitu: (a) dimulai dengan komitmen yang tinggi dari semua komponen madrasah, adanya keteladanan, transparansi pucuk pimpinan dan diikuti unsur pimpinan pada peringkat berikutnya; (b) berorientasi pada manajemen mutu akademik dan non akademik; (c) pelaksanaan budaya layanan prima, dan (d) pengembangan keunggulan kompetitif. Ketiga, dampak implementasi sistem manajemen mutu terpadu  terhadap pencitraan madrasah di MAN Insan Cendekia yaitu: (a) pencitraan madrasah dibentuk oleh komponen-komponen sebagai berikut: reputasi akademik, penampilan madrasah, biaya, perhatian pribadi, lokasi, penempatan karir, aktivitas sosial, prestasi madrasah; (b) usaha-usaha yang dilakukan dalam upaya mempertahankan pencitraan madrasah yaitu: kerjasama dengan mass media, mengadakan peringatan-peringatan hari-hari besar keagamaan dengan mengundang masyarakat luar madrasah dan even-even lainnya dalam rangka memupuk citra positif di hati masyarakat; (c) penerapan sistem penjaminan mutu sesuai standar mutu yang telah ditetapkan.

Saran-saran dari penelitian ini antara lain disampaikan kepada:  1) pengelola madrasah, hendaknya peningkatan pencitraan madrasah dilakukan dengan cara: (a) penguatan fungsi kehumasan; (b) penerbitan majalah/koran madrasah; (c) pengembangan kerjasama dengan media masa untuk mempromosikan madrasah; (d) penyelenggaraan seminar dan even-even lain baik berskala regional, nasional maupun internasional; (2) kementerian agama, hendaknya merancang upaya-upaya peningkatan mutu yang lebih fokus pada proses pendidikan, sebab jika proses pendidikan di madrasah telah berjalan dengan baik, dapat dipastikan hasilnya juga akan baik; (3) kepada para peneliti lain, hendaknya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang sistem penjaminan mutu dengan mengambil subyek penelitian di madrasah yang telah mendapatkan sertifikat mutu dari lembaga sertifikasi mutu international.

Penulis : Ismail - Terbit : 2010 - Kategori : Sejarah - Penerbit : lemlit IAIN Walisongo



Jika tulisan di atas tidak sesuai dengan yang Anda inginkan, silahkan lakukan pencarian pada kolom dibawah ini:

Copyright © 2012 - Educationesia - is proudly powered by Blogger
is originaly created by Design Disease brought to you by Smashing Magazine